dilema kaum bucin


Hijrah Doi beda Tipis samaModus

Rada bucin gitu ya judul tulisannya kali ini, tapi sesuai juga sih dengan penulisnya yang suka bucin sama anak orang. Eh.. tapi itu cuma bercanda kok, kalau serius mah pasti udah kerumah.
Sebelum kamu lanjut bacanya, tulisan ini enggak ada unsur dan niat untuk menyindir siapapun apalagi kamu yang pas baca tulisan ini lagi senderan sama doi dan si doi ikut baca. Sorry ya, penulis tidak bertanggung jawab atas kerugian dan ke khilafan setelah baca blog ini..
Anywhy, sebenarnya udah lama banget pingin nulis ini soalnya penulispingin share apa yang saat ini jadi sebuah dilema bagi sebagian remaja. Well, ini mungkin jadi cerita beberapa dari kita yang pernah menjalaninya di masa lalu, apalagi kalau kita punya masa lalu yang kurang baik apalagi sampai sad ending dengan dia yang dulu selalu mengucap selamat malam sebelum tidur dan sering ngambek kalau lupa dengan tanggal jadian. (pengalaman banget)
Penulis enggak mau sih sebut tulisan ini sebagai sebab kamu putus apalagi sebagai motivasi hijrah, karena ukuran keimanan seseorang itu hanya Allah SWT yang bisa mengetahuinya. Mungkin ini bisa jadi salah satu bentuk muhasabah bersama, agar kita enggak lagi dekat dengan istilah Pacaran, TTM-an, PDKT, Gebetan, Calon dan nama mahluk sejenisnya lah pokoknya.
Kalau di inget-inget ya, lihat orang pacaran itu layaknya dunia dan seisinya ini cuma milik mereka berdua doang dan orang lain cuma ngontrak. Tapi ya, kalau lagi pacaran tuk kayak rasanya terwakili oleh sebuah lagu deh..
Semenjak ada dirimu, dunia terasa indahnya.. semenjak kau ada disini, tak ingin melupakanmu..
Duh, serius deh.. kamu yang pernah ngalamin ini pasti senyum-senyum sendiri kan bacanya. Apalagi kalau chattan sama si doi, padahal pertanyaannya enggak berkemajuan banget, contohnya nih..
“udah makan belum yank?”
“sayang lagi apa?”
“ay mau kemana hari ini?”
Semuanya terkesan indah dan setiap hari rasanya jadi berbunga-bunga kalau notif chat doi udah masuk, lebih berharga kayaknya daripada chat grup kelas yang bilang kalau dosen enggak masuk. Waktu seakan di habiskan cuma buat mikirin dia sambal baring-baring terus dengerin lagu cinta, padahal mamaknya udah teriak-teriak tuh di dapur nyuruh cuci piring, duh bocah-bocah..
Tapi, kita lebih banyak enggak sadar ya dengan semua rasa bahagia itu mungkin saja jadi bencana buat yang pernah mengalaminya. Si penulis juga pernah ngalamin hal itu dan mungkin buat dia pacaran itu adalah alasan dia untuk nunda masa depannya. Percaya ngk kalau pacaran itu bisa nunda apapun yang bakalan terjadi di masa depan kita, termasuk kesuksesan?
Belakangan ini sering muncul film-film Indonesia yang mencoba memasukkan edukasi mengenai bahayanya pacaran, contohnya film “udah putusin aja” dan “dua garis biru”. Dua film yang sama-sama berlatar belakang akibat dari kebablasan yang belum halal dan semua berawal dari pacaran.
“Aku sama cowokku enggak pernah ngapa-ngapain kok”
“Boong kalau cowok lu enggak pernah ngapa-ngapain elu” (penulis mulai naik darah)
Nih ya.. kalau emang enggak pernah ngapa-ngapain cuma dua alasannya, pertama kalau dia emang enggak normal, kedua karena dia udah punya paha lain buat di elus. Sorry, memang kalau hal kayak gini harus agak ngegas, soalnya biar pacarnya langsung di putusin. Karena bagi cowok yang liat cewek bening pasti dia cuma mikir, kalau di lihat udah pasti dosa tapi kalau enggak di lihat itu barang bagus. Jadi kita sebagai cewek juga enggak bisa sepenuhnya nyalahin cowok yang matanya kemana-mana kalau kita belum bisa menyempurnakan ibadah kita dalam menutup aurat.
Balik lagi ke pacaran, kayaknya udah tau ya alasan kenapa kamu harus mutusin dia yang cuma bisa ingetin makan tapi enggak bisa kasi nafkah.Trend saat ini yang membahas tentang tolak pacaran memang sudah sangat membantu dalam meminimalisir elus-elusan tadi. Tapi, ada hal yang buat penulis tertarik untuk mengungkapkannya, salah satunya adalah cara lain yang dilakukan mereka yang masih jomblo untuk menghindari zina  tersebut.
Banyak diantara para pemuda dan pemudi sekarang memilih jalan pintas dengan menikah muda dengan alasan agar tidak timbul perzinahan dan menghindari pacaran. Salah ngk? Menikah itu baik, namun akan jadi salah jika sekedar di niatkan untuk menghindari pacaran dan zina. Tidak sedikit dari pasangan suami istri muda yang pada awal pernikahannya mengalami problematika rumah tangga yang cukup kompleks, hal itu salah satunya di picu karena kurangnya pehamanan dan pengetahuan mengenai rumah tangga, serta kesiapan mental masing-masing pasangan.
Ada lagi nih trend selain nikah muda yang saat ini sedang naik daun untuk menghindari pacaran, yaitu lamaran. Salah juga kah kalau lamaran? Balik lagi, lamaran itu baik, tapi akan jadi salah jika itu hanya alasan agar lebih mudah ketemu dan berduaan.
“aku kan udah di lamar sama cowokku, jadi bentar lagi bakalan jadi halal kok”
Iya, alhamdulillah kalau dia menikahi kamu, tapi fenomena lamaran saat ini lebih sering si penulis lihat posting moment lamaran tapi pas di tanya kapan nikahnya, si doi bilangnya tahun depan bahkan lebih sering bilangnya nunggu udah siap. Seakan-akan lamaran menjadi jalan yang di halalkan untuk bisa q-time berdua dengan doi karena di janjiin bakalan di nikahin, kadang kita selalu saja punya alasan lain untuk menemukan cara yang buat Allah SWT murka. Lalu apa bedanya dengan pacaran dan berzina jika kamu dan dia sudah lamaran terus jalan berdua, pegang sana sini, chat-chatan romantis apa lagi sampai larut malam keluar rumahnya. Lamaran itu enggak menjamin kita bakalan di ikat dalam pernikahan yang sesungguhnya, karena kita enggak akan pernah tau siapa yang akan lebih dulu menjemput kita, jodoh atau maut.
Pacaran enggak boleh, lamaran salah, nikah serba salah.. terus apa jak yang bener ?
Gini, sebenarnya Islam telah menyederhanakan bagaimana umatnya beriman termasuk cara yang bisa membuat kita untuk menjauhi larangan dan hal yang Allah SWT haramkan. Saat ini banyak gerakan-gerakan hijrah cinta yang di ikuti oleh sebagian besar kaum muda. Hal ini baik, terlebih membuat kita sadar jika batasan-batasan yang telah di atur dalam Islam adalah cara Tuhan agar bisa menjaga kita dari penyesalan yang di sengaja, serta membuat kita lebih dekat dengan sang pencipta.
Hijrah ini yang lebih sering menjadi alasan mereka yang pacaran menjadi putus, karena sadar pacaran adalah hal yang salah di pandangan Islam. Namun, ada catatan yang harus terus di perbaharui, yaitu mengenai niat kita dalam ber hijrah, lebih sering hijrah di lakukan karena ingin jadi lebih baik, enggak berhubungan dengan yang bukan mahram, bahkan ada juga yang hijrah karena ingin mendapatkan jodoh yang memiliki akhlak yang sama dengannya. Insha Allah semua niat itu di terima Allah SWT, catatannya adalah terus cari alasan sederhana mengapa kita hijrah, mengapa kita meninggalkan semua perkara haram tersebut. Karena jika kita terus meniatkan hijrah kita karena sebuah harapan dari Allah SWT, maka suatu saat ketika ada harapan yang tidak dikabulkan maka tidak menutup kemungkinan kita akan kecewa dengan Tuhan kita dan hal itu juga akan menjadi alasan untuk kita kembali ke masa lalu yang kelam tersebut. Mau? Mari terus menyederhanakan niat kita dalam berhijrah, karena umat terbaik adalah mereka yang mengikhlaskan segala perbuatan semata-mata hanya untuk mencari Ridho Allah SWT.
Udah, cepat putusin cepat pacar mu..


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Barbie Land

Lili Putih

Jodoh Seorang Aktivis