Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2021

Titik Jeda Berakhir

Malam sedang menghantar kan hujan untuk menemani sisa mimpi yang tertinggal dari runtuhan perjuangan. Kana tau ini akan segera berakhir. Laju motor ia percepat melalui setiap sudut cahaya lampu redup di lorong jalan sepi dengan hembus angin sejuk hari itu. Waktu menunjukkan hampir tengah malam, persimpangan henti itu hanya tampak sedikit mata yg masih fokus memandang hitungan mundur lampu merah yang terus bergerak. Mata Kana memandang jauh ujung jalan yang masih harus di lalu separuh perjalanan pulangnya. Hingga tarikan suara motor itu mulai memelan menuju teras rumah yang telah basah di guyur hujan rintik. Memutar kunci paling pelan agar tidur ayah dan ibu nya tak terusik kepulangan anaknya. Pintu kamar menjadi kebisingan berikutnya yang harus Kana redam guna tak membuat lelap ayah dan ibunya terganggu. Menutup nya kembali dengan perlahan, sambil mencoba mengisi kembali kehidupan kamar gelap dan sunyi yang ia tinggalkan sejak petang hari.  Jaket itu masih saja menusuk bekas dingin huj

Melati [lembar baru]

Sukma dan lara ini membuka jiwa yang dipenuhi oleh rasa untuk coba di ulang. Memutar titik yang sama dengan garis takdir yang berbeda. Ilusi mimpi yang bangkit dari tidur panjangnya, membawa beserta luka yang memaksa kembali tergores dari rasa bahagia yang terkunci oleh harapan tentang mu.  Halaman itu sudah lama ku ganti, memindahkan lembar usang ke lembar putih tanpa tau luka mana lagi yang akan sengaja memggoresnya. Ada banyak bait suara hati dari diri tentang cara menerima kembali hadirnya Khalifah Tuhan.  Semua seakan menjadi teka teki yang pada akhirnya aku mengaku kalah untuk menerka doa siapa yang menghantar kan mu di lembar baru ku.  Jauh dari sekedar sapa, semesta lebih dulu mengenalkan mu dari detik sepersekian atas doa pada setiap sujud hamba-Nya. Langit tampaknya ingin mengabarkan bahwa restu Tuhan telah sampai di angan, menjadikan rintikan hujan sebagai isyarat untuk mengerti bahwa sosok itu telah datang. Kamu tau?  Aku sudah terlalu lelah mengindahkan nama untuk menjadik