Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Titik Jeda Berakhir

Malam sedang menghantar kan hujan untuk menemani sisa mimpi yang tertinggal dari runtuhan perjuangan. Kana tau ini akan segera berakhir. Laju motor ia percepat melalui setiap sudut cahaya lampu redup di lorong jalan sepi dengan hembus angin sejuk hari itu. Waktu menunjukkan hampir tengah malam, persimpangan henti itu hanya tampak sedikit mata yg masih fokus memandang hitungan mundur lampu merah yang terus bergerak. Mata Kana memandang jauh ujung jalan yang masih harus di lalu separuh perjalanan pulangnya. Hingga tarikan suara motor itu mulai memelan menuju teras rumah yang telah basah di guyur hujan rintik. Memutar kunci paling pelan agar tidur ayah dan ibu nya tak terusik kepulangan anaknya. Pintu kamar menjadi kebisingan berikutnya yang harus Kana redam guna tak membuat lelap ayah dan ibunya terganggu. Menutup nya kembali dengan perlahan, sambil mencoba mengisi kembali kehidupan kamar gelap dan sunyi yang ia tinggalkan sejak petang hari.  Jaket itu masih saja menusuk bekas dingin huj

Melati [lembar baru]

Sukma dan lara ini membuka jiwa yang dipenuhi oleh rasa untuk coba di ulang. Memutar titik yang sama dengan garis takdir yang berbeda. Ilusi mimpi yang bangkit dari tidur panjangnya, membawa beserta luka yang memaksa kembali tergores dari rasa bahagia yang terkunci oleh harapan tentang mu.  Halaman itu sudah lama ku ganti, memindahkan lembar usang ke lembar putih tanpa tau luka mana lagi yang akan sengaja memggoresnya. Ada banyak bait suara hati dari diri tentang cara menerima kembali hadirnya Khalifah Tuhan.  Semua seakan menjadi teka teki yang pada akhirnya aku mengaku kalah untuk menerka doa siapa yang menghantar kan mu di lembar baru ku.  Jauh dari sekedar sapa, semesta lebih dulu mengenalkan mu dari detik sepersekian atas doa pada setiap sujud hamba-Nya. Langit tampaknya ingin mengabarkan bahwa restu Tuhan telah sampai di angan, menjadikan rintikan hujan sebagai isyarat untuk mengerti bahwa sosok itu telah datang. Kamu tau?  Aku sudah terlalu lelah mengindahkan nama untuk menjadik

Toxic Relationship si Melankolis

Kamu pernah enggak sih sampai di fase capek banget dengan kegiatan kamu, aktivitas sehari-hari yang buat kamu jenuh buat lakuin lagi dan lagi? Tolong kasi aku senyum mu yang paling lepas, biar aku bisa tetap mastiin kamu punya stok bahagia walaupun tinggal sedikit. Oke kita lanjut ya.. Semua orang bakalan ngerasin fase ini, tapi ada yang tau kenapa kita ngerasa capek banget ? padahal kegiatan yang kita lakuin juga enggak buat capek-capek amat. Buat aku dan kamu angkatan 2001 kebawah, welcome in quarter life crisis. Semua pintu kehidupan terbuka untukmu termasuk tentang masalah hidup yang harus kamu jalani sendiri. Agak serem juga ya, tapi ini lah fase paling sempurna untuk memaksimalkan potensi diri dan melatih kedewasaan.  Di fase ini lah kita akan mendapatkan jawaban dari rasa capek kita yang absurd banget kayak dia yang nge chat tapi enggak berani bilang sayang, uppsss.. Banyak faktor mengenai rasa capek yang kita sedang rasakan, dan kali ini aku mau bocorin 1 alasan nya, yaitu toxi

Upgrade Niat dan Semangat

Ternyata tulisan tentang ikatan merah ini bersambung ke part 2.  Ungkapan ini sebenarnya ingin jadi sebuah pertanyaan, tapi kita coba diskusi di tulisan ini dulu ya. Aku pingin tau, gimana ikatan merah ini berprogres untuk sebuah tujuan pasca recruitment. Senin, 18 Januari 2020 menjadi hari bagi kader IMM Kota Pontianak memulai misi kepedulian atas dasar kemanusiaan. Inget banget waktu malam sebelum donasi ke water front, kabid kader membuka diskusi dengan tagline IMM Care. Sebagai kader yang baru di DAD, tagline itu seakan jadi isyarat jelas kalau kader basis mahasiswa dengan segala kegalauan kuliah dan dunia perantauan, masih cukup tanggap dengan isu bencana yang ada di sekitar. Hampir 1 pekan, amatan ku tertuju pada kegiatan donasi yang intens dilaksanakan oleh mereka. Sebenarnya bingung sekaligus salut banget sama mereka, semangat untuk menolong sesama itu selaras dengan lirik awal Mars IMM "Ayolah, ayo, ayo..." ya pokok nya ayo aja !!! Sampai pada malam puncak dengan men

After Golden Age Still Part 4 (From Akhifillah)

          Pertanyaan tentang pendapat laki-laki terhadap perempuan yang punya kesuksesan berbeda dari laki-laki, udah sempat aku tanyakan ke beberapa lelaki yang telah atau sedang mencari Pelabuhan hati.      Beberapa dari jawaban mereka ada yang mengatakan aman-aman saja jika perempuan lebih secara finansial dan Pendidikan, karena madrasah pertama anak adalah ibu. Itu jawaban akhifillah jalur aman sih, istilahnya Pendidikan dan ekonomi itu bukan persoalan rumit tapi yang terpenting adalah bagaimana kesiapan ilmu Agama dan pemahaman tentang kehidupan rumah tangga. Itu dari beberapa laki-laki muda yang sempat aku chat secara dadakan atau melalui percakapan ringan sambil basa basi.      Tapi untuk akhifillah jalur aman lainnya, mereka menganggap perempuan rasanya cukup untuk sampai di batas umum saja baik secara finansial dan Pendidikan. Artinya dua perkara itu tidak boleh lebih dari apa yang dimiliki oleh laki-laki, sebagai orang awam tentang hal itu, menurutku sih wajar jika seoran

After Golden Age Part 4

     Tulisan kali ini di langkau 1 part dulu ya, harusnya sih part 3 kudu di baca dulu tapi berhubung part 3 belum dapat feel yang bad things karena harus bawa narasi yang cukup emosional galaunya, jadi kita coba nulis narasi part 4 yang bakalan aku open dengan kalimat “Kita sama seperti Isya dan Subuh, semoga kelak bisa sedekat Magrib dan Isya”.      Agenda rutin tiap pagi yang wajib banget buat anak perempuan itu udah pasti nyuci piring, tugas andalan banget sih buat kita yang sering keluar rumah dan pasti sering nyuci piring dulu biar kelihatan rajin di mata mama terus dikasi izin keluar rumah, iya kan? Aku juga gitu sih sebenarnya. Well, bukan perihal rajin atau enggaknya nyuci piring yang bakalan kita bahas sekarang tapi tentang kalimat ibu setiap kali aku lagi nyuci piring. “Kak, si A udah nikah ya? Cepet banget ya?”      Huft, oke.. aku harap sampai disini kamu faham dengan apa yang aku maksud dan apa yang bakalan kita bahas di beberapa kalimat berikutnya. Tulisan ku tenta