Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

Upgrade Niat dan Semangat

Ternyata tulisan tentang ikatan merah ini bersambung ke part 2.  Ungkapan ini sebenarnya ingin jadi sebuah pertanyaan, tapi kita coba diskusi di tulisan ini dulu ya. Aku pingin tau, gimana ikatan merah ini berprogres untuk sebuah tujuan pasca recruitment. Senin, 18 Januari 2020 menjadi hari bagi kader IMM Kota Pontianak memulai misi kepedulian atas dasar kemanusiaan. Inget banget waktu malam sebelum donasi ke water front, kabid kader membuka diskusi dengan tagline IMM Care. Sebagai kader yang baru di DAD, tagline itu seakan jadi isyarat jelas kalau kader basis mahasiswa dengan segala kegalauan kuliah dan dunia perantauan, masih cukup tanggap dengan isu bencana yang ada di sekitar. Hampir 1 pekan, amatan ku tertuju pada kegiatan donasi yang intens dilaksanakan oleh mereka. Sebenarnya bingung sekaligus salut banget sama mereka, semangat untuk menolong sesama itu selaras dengan lirik awal Mars IMM "Ayolah, ayo, ayo..." ya pokok nya ayo aja !!! Sampai pada malam puncak dengan men

After Golden Age Still Part 4 (From Akhifillah)

          Pertanyaan tentang pendapat laki-laki terhadap perempuan yang punya kesuksesan berbeda dari laki-laki, udah sempat aku tanyakan ke beberapa lelaki yang telah atau sedang mencari Pelabuhan hati.      Beberapa dari jawaban mereka ada yang mengatakan aman-aman saja jika perempuan lebih secara finansial dan Pendidikan, karena madrasah pertama anak adalah ibu. Itu jawaban akhifillah jalur aman sih, istilahnya Pendidikan dan ekonomi itu bukan persoalan rumit tapi yang terpenting adalah bagaimana kesiapan ilmu Agama dan pemahaman tentang kehidupan rumah tangga. Itu dari beberapa laki-laki muda yang sempat aku chat secara dadakan atau melalui percakapan ringan sambil basa basi.      Tapi untuk akhifillah jalur aman lainnya, mereka menganggap perempuan rasanya cukup untuk sampai di batas umum saja baik secara finansial dan Pendidikan. Artinya dua perkara itu tidak boleh lebih dari apa yang dimiliki oleh laki-laki, sebagai orang awam tentang hal itu, menurutku sih wajar jika seoran

After Golden Age Part 4

     Tulisan kali ini di langkau 1 part dulu ya, harusnya sih part 3 kudu di baca dulu tapi berhubung part 3 belum dapat feel yang bad things karena harus bawa narasi yang cukup emosional galaunya, jadi kita coba nulis narasi part 4 yang bakalan aku open dengan kalimat “Kita sama seperti Isya dan Subuh, semoga kelak bisa sedekat Magrib dan Isya”.      Agenda rutin tiap pagi yang wajib banget buat anak perempuan itu udah pasti nyuci piring, tugas andalan banget sih buat kita yang sering keluar rumah dan pasti sering nyuci piring dulu biar kelihatan rajin di mata mama terus dikasi izin keluar rumah, iya kan? Aku juga gitu sih sebenarnya. Well, bukan perihal rajin atau enggaknya nyuci piring yang bakalan kita bahas sekarang tapi tentang kalimat ibu setiap kali aku lagi nyuci piring. “Kak, si A udah nikah ya? Cepet banget ya?”      Huft, oke.. aku harap sampai disini kamu faham dengan apa yang aku maksud dan apa yang bakalan kita bahas di beberapa kalimat berikutnya. Tulisan ku tenta