After Golden Age Still Part 4 (From Akhifillah)

        Pertanyaan tentang pendapat laki-laki terhadap perempuan yang punya kesuksesan berbeda dari laki-laki, udah sempat aku tanyakan ke beberapa lelaki yang telah atau sedang mencari Pelabuhan hati.

    Beberapa dari jawaban mereka ada yang mengatakan aman-aman saja jika perempuan lebih secara finansial dan Pendidikan, karena madrasah pertama anak adalah ibu. Itu jawaban akhifillah jalur aman sih, istilahnya Pendidikan dan ekonomi itu bukan persoalan rumit tapi yang terpenting adalah bagaimana kesiapan ilmu Agama dan pemahaman tentang kehidupan rumah tangga. Itu dari beberapa laki-laki muda yang sempat aku chat secara dadakan atau melalui percakapan ringan sambil basa basi.

    Tapi untuk akhifillah jalur aman lainnya, mereka menganggap perempuan rasanya cukup untuk sampai di batas umum saja baik secara finansial dan Pendidikan. Artinya dua perkara itu tidak boleh lebih dari apa yang dimiliki oleh laki-laki, sebagai orang awam tentang hal itu, menurutku sih wajar jika seorang laki-laki memiliki prinsip memilih perempuan seperti itu, ya karena rasa tanggung jawab laki-laki itu terkadang hadir dari rasa kepemimpinannya atas sesuatu yang dia anggap bisa memahami lebih dari siapa-siapa yang ia pimpin. Hal itu wajar bagi dan bukan jadi persoalan besar, karena sejatinya dalam pernikahan seorang laki-laki memang diberikan tanggung jawab lebih atas keluarganya. Jadi otomatis aja gitu sikap pemimpin itu hadir dari laki-laki.

    Aku berharap banget, tulisan ini juga di baca sama perempuan biar kita sama-sama faham dengan perasaan laki-laki.

    Opini teks ini menggiring ke arah feminisme dikit enggak apa-apa ya. Hal yang mau aku kasi tau, kadang kita fokus banget dengan air mata perempuan yang seakan itu adalah ulah laki-laki. Setiap kali dengerin curhat temen cewek, sebagian dari kita berusaha menjadi benteng dan supporter agar teman kita berani buat ngelawan cowok yang udah buat dia nangis.

    Tapi, pernah enggak sih kita coba tanya apa yang sebenarnya laki-laki itu rasakan? Pernah enggak nanya saat cowok juga ada di posisi paling down?

    Itu karena identitas perempuan dalam hidup udah di kodratkan seakan-akan jadi manusia paling lemah dan mudah tersakiti. Pertanyaan ku, emang laki-laki enggak pernah nangis dan enggak pernah merasa tersakiti?

    Mereka cuma enggak mau ngeliatin itu biar enggak di anggap pemimpin yang lemah, sehebat itu loh laki-laki mempersiapkan dirinya untuk layak menjadi pemimpin yang baik. Hal itu yang kadang sulit dipahami perempuan, dan kalau perempuan-perempuan baca ini, yuk kita coba pahami laki-laki sama seperti kita memahami teman perempuan kita.

Sudah punya bayangan tentang sosok pemimpin dalam rumah tangga ?

    Tentang kesuksesan perempuan dalam Pendidikan dan Finansial, anggap saja itu persiapan agar saat anak-anak kita numpahin air atau coret-coret dinding, kalimat yang kita berikan adalah kalimat mendukung dan mengatakan enggak apa-apa, bukan kata “Jangan” apalagi membentak. Simpel kan, tapi kita harus paham itu mulai sekarang. Dan untuk akhifillah di luar sana, semoga enggak minder jika jodohnya punya kontak WA lebih banyak dari antum. Terima kasih akhi..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Barbie Land

Lili Putih

Jodoh Seorang Aktivis