Mengapa Manusia Pertama Harus Nabi ?


Mengapa Manusia Pertama Harus Nabi ?

Sejenak mengenalkan sosok pakar sosiologi dengan pemikiran dan kontribusi dakwah amal ma’ruf nahi munkar yang sudah tidak diragukan lagi. Sosoknya terlampau sederhana serta sering kami jadikan panutan pemimpin yang tawadu’ dalam perkara hablum minannas dan hablum minallahu. Kekaguman itu di mulai sejak mengetahui kediaman beliau di Pontianak yang mungkin bagi sebagian orang beranggapan, untuk rumah seseorang yang pernah menjadi Wakil Bupati Sambas dan saat ini menjabat sebagai Ketua PWM Kalbar adalah rumah yang mewah dan megah.namun mungkin bagi beliau, rumah itu fungsi utama hanyalah sebagai tempat berlindung, sehingga bayangan rumah bertingkat dan megah itu di luar dari ekspentasi bagi yang belum pernah mengunjungi rumah beliau. Bagi kader-kader IPM, barangkali beliau adalah ayahanda yang tidak pernah malu dan ragu untuk hadir dalam setiap agenda kami, sekalipun di agenda itu di malam hari. Sulit mendefinisikan kesederhanaan beliau, namun beliau selalu punya pesan yang tidak sederhana bagi kami, yaitu titipan amanah melanjutkan perjuangan di persyarikatan.

Pesan ini salah satu nya

Beberapa malam kemarin, beliau sempat mengisi takziah di kediaman Almh. Bunda Fauziah, satu kader terbaik Muhammadiyah yang sudah berpulang lebih dulu menghadap Allah SWT. Entah mengapa, sosok pak Pabali yang biasa kami sapa itu punya magnet sendiri untuk membuat orang seakan setuju dengan perkataan beliau. Khusus malam itu, beliau mengajak kami untuk mencari jawaban
“mengapa Allah menurunkan manusia pertama (Adam) sebagai nabi ?”
Sambil tersenyum, perlahan beliau melantunkan Surah Al-Baqarah ayat 31.
Konsep penciptaan manusia itu layaknya semut dan gajah. Perumpamaannya, gajah mampu makan dalam porsi lebih banyak dari semut, itu di sebut dengan kapasitas. Namun, semut mampu mengangkat barang yang 3 kali lebih besar dari badannya dan hal itu yang tidak bisa dilakukan gajah, perumpamaan itu di sebut kapabilitas.
Itulah alasan mengapa manusia pertama (Adam AS) adalah seorang nabi, Allah SWT menciptakan manusia dengan konsep terbaik serta mampu memiliki kapabilitas yang luar biasa. Adam di ciptakan  sebagai mahluk yang bukan hanya sekedar memiliki kemampuan memahami sesuatu, namun juga memiliki kekuatan untuk melakukan dan mewujudkan hal tersebut.

“Capacity is the ability to produce, experience, understand or learn something, but capability is the ability or strength to do it”

Surah Al-Baqarah menjadi konsep dasar pengajaran bagi Adam untuk menjadi ciptaan paling sempurna, Allah SWT mengenalkan nama-nama (benda-benda) seluruhnya dan kepada Adam. Lalu Allah SWT menandingkan Adam dengan malaikat dan jin untuk mengetahui siapa yang paling memahaminya, lalu para malaikat menjawab “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang orang yang benar”. Malaikat dan jin sejatinya diberi kelebihan yang tidak dimiliki manusia, namun kelebihan itu hanya sebatas kemampuan.Namun Adam menjadi ciptaan yangAllah beri rahmat Allah SWT untuk mewujudkan potensi itu.
Hal ini menjadi bukti bahwa manusia adalah mahluk dengan konsep penciptaan terbaik dari Allah SWT. Adam sebagai manusia pertama, sengaja di ciptakan dengan konsep terbaik agar mampu memahami serta melakukan dan mewujudkan segala sesuatu sesuai dengan kehendak Allah SWT.

Lalu kita yang bukan nabi dan bukan juga manusia pertama ciptaan Allah, terus kita jadi apa?
Dengan tetap memberikan senyum, perlahan beliau menyampaikan. Jika Adam adalah manusia pertama yang di terbaik di ciptakan Allah SWT, maka manusia berikutnya adalah sebagai konsep pertama menjadi orang baik sebagai modal untuk menebarkan kebaikan berikutnya. Sehingga alasan Allah menciptakan Adam sebagai manusia terbaik (Nabi)  karena mempertahankan kebaikan itu tidak mudah, apalagi untuk melanjutkan dan mengamalkannya.
semoga ini bisa jadi self reminder kita ya guys..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Barbie Land

Lili Putih

Jodoh Seorang Aktivis