Dari Bumi Senentang untuk Ikatan
Melukis IPM 6 Tahun
Kedepan
Mengawali
durasi tulisan singkat ini, persembahan dari bumi senentang sebagai hasil
pergerakan yang terpisah jauh selama 8 jam, di tempuh untuk saling menyapa
rindu. Sebagai alasan untuk menjadikan ruh untuk terus berjalan dan menuntun
setiap langkah. Sederhananya adalah, IPM mencoba kembali masuk ke sebuah lorong
waktu yang berbeda, menggali setiap mimpi dan potensi yang ada. Namun kali ini
dengan perhitungan dan rencana berbeda, belajar dari sejarah panjang masa lalu,
IPM Kalbar memberanikan diri melukis masa depan dengan rancangan yang disebut Rencana
Strategis Program Jangka Panjang IPM Kalbar 2026.
Program
IPM Jangka Panjang merupaakan tahapan pencapaian tujuan IPM itu sendiri. Singkatnya,
program ini merupakan cara yang bida dilakukan untuk mewujudkan pencapaian-pencapaian
dengan rentang waktu yang lebih singkat., agar setiap periodesasi bisa berfokus
terhadap pencapaian-pencapaian tertentu dan mempermudah dalam mencapai mimpi tersebut.
Dalam mewujudkan hal tersebut diperlukan pola dan sistem yang akurat dalam
memprediksi pencapaian-pencapaian IPM kedepan, khususnya di Provinsi Kalimantan
Barat. Memandang perlunya rancangan strategis IPM untuk menyelesaikan persoalan
pelajar dan dunia pendidikan, maka dari itu IPM Kalbar telah merumuskan
beberapa poin capaian IPM pada 6 tahun kedepan, diantaranya :
#Kaderisasi
Terbentuknya sistem gerakan Pelajar
Millenial guna mendukung aspek ketercapaian proses kaderisasi internal
Muhammadiyah. Proses pendidikan kaderisasi sama halnya dengan teknologi, harus
terus berevolusi serta menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakatnya, sehingga
setiap prosesnya haruslah memperhatikan hal yang sesuai dengan kondisi saat
ini. Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi gerakan Islam telah banyak
memberikan akses dan jaringan bagi kader guna memperluas pemahaman kaderisasi
modern tanpa menghilangkan pehaman Ideologi Muhammadiyah di dalamnya. Melalui
gerakan Islamisasi, kaderisasi individu maupun pimpinan hingga implementasi
gerakan ideologi Muhammadiyah diharapkan mampu menjadi kebermanfaatan bagi ummat.
#Manajemen Organisasi dan Kepemimpinan
Terbentuknya
sistem manajemen organisasi dan kepemimpinan dalam rangka pencerdasan
nilai-nilai kemanusiaan. Berkaca pada pandangan IPM saat ini, bisa di simpulkan
bahwa kader IPM Kalbar saat ini sudah mengalami peningkatan, sehingga perlunya
wadah baru untuk mengasah kemampuan dalam meanajemen organisasi serta melatih
daya kepemimpinan setiap kadernya, agar militansi kader dalam sebuah organisasi
dapat dilatih sejak dini demi kebermanfaatan diri (kader) maupun
implementasinya di masyarakat. Selain itu, guna memproyeksi masa depan untuk
sebuah perubahan dengan memobilisasi seluruh potensi kader untuk kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berkualitas dengan meningkatkan
kehidupan keagamaan moralitas, keilmuan dan etos kerja manusia.
#Literasi
Terbentuknya pola
dan jaringan dalam gerakan baca dan tulis guna mendorong kekuatan sosial dan
pemerintah terhadap isu pelajar serta pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian Programme for International Student
Assesment (PISA) rilisan Organisation for Economic Cooperation and Development
(OECD) tahun 2015 Indonesia menduduki peringkat 64 dari 70 negara, yang
kedua yaitu peringkat literasi bertajuk World’s
Most Literate Nations’ produk dari Central
Connecticut State University (CCSU) mengatakan bahwa Indonesia menduduki
posisi 60 dari 61 negara yang memiliki minat membaca. Hal ini memicu munculnya
isu serta berita yang rentan akan kebohongan (hoax) tentang pelajar serta pendidikan tak terkecuali isu sosial
dan masyarakat, sehingga perlu adanya
budaya literasi guna mempermudah dalam mengklarifikasi suatu hal, selain itu
budaya literasi perlu di lestarikan agar bertambahnya wawasan dari
narasi-narasi yang dituliskan. Pembahasan mengenai literasi juga melibatkan budaya
menulis dan berdiskusi untuk menunjukkan intelektualitas seseorang dalam menghadapi
suatu hal. Potensi generasi muda yaitu
pelajar dengan tingkat aktivitas yang tinggi, membutuhkan pola khusus agar
mampu menyeimbangkan aktivitas berfikir dan bergerak atau beraktivitas lain. Selain
itu, perlu adanya dukungan dari pihak lain untuk mendukung pencapaian budaya
tersebut agar mampu menjadi sebuah budaya wajib di setiap lingkungan.
#Transformasi Kader
Terbentuknya
sistem pemberdayaan SDA (Kader IPM) dalam melahirkan generasi Islami
berkemajuan, ditandai dengan sistem kaderisasi yang berkelanjutan, sehingga
terwujudnya tranformasi kader di berbagai lini kehidupan sehingga mampu
menjadikan IPM sebagai pusat informasi, komunikasi, jaringan dan karya yang
memadai untuk keberlangsungan IPM. Melanjutkan narasi tentang proses lanjutkan
perkaderan, potensi bagi kader dalam menuangkan ide dan gagasan terhadap sebuah
organisasi harus terus diwadahi, sehingga perlu adanya proses tranformasi kader
menuju wadah organisasi baru yang sejalan dengan pemahaman gerakan IPM, secara
spesifik, nilai gerakan IPM yang berfokus pada isu pergerakan literasi, Ilmu
dan unsur pendidikan harus terus dikembangkan di berbagai lini kehidupan, agar
kebermanfaatan itu juga bisa dirasakan oleh masyarakat. Karena pada akhirnya,
ilmu yang di dapat harus mampu mensejahterakan ummat dan bangsa.
#Komunitas Kreatif
Terbentuknya model
dan pola Jaringan pada level komunitas dan Lembaga guna mewujudkan mobilitas
gerakan pelajar berkeadaban sebagai wujud nyata dalam menjamin keberlangsungan
hidup bangsa dan negara menuju peradaban global. Pembahasan mengenai isu
komunitas kreatif seakan tidak habis dinarasikan oleh siapapun, termasuk kader
IPM. Saat ini, kehadiran komunitas dalam sebuah organisasi merupakan bentuk
perkaderan non formal yang berfokus pada pengembangan minat dan bakat anggota
komunitasnya, sifatnya lebih terbuka dan fleksibel, artinya komintas dalam IPM
hadir untuk merealisasikan nilai-nilai dalam kegiatan serta aktivitas di
komunitas tersebut dengan cara yang berbeda.
Komentar
Posting Komentar